Pelajari berbagai kombinasi makanan dan teh yang harus dihindari untuk menjaga kesehatan optimal dan menghindari masalah pencernaan.
Mengkonsumsi teh bersama makanan tertentu bisa memberikan efek negatif pada kesehatan. Beberapa kombinasi makanan dan teh dapat mengganggu penyerapan nutrisi, menyebabkan masalah pencernaan, atau bahkan menurunkan manfaat kesehatan dari teh itu sendiri.
Dalam artikel ini, kami akan membahas tujuh kombinasi makanan dan teh yang harus dihindari untuk menjaga kesehatan optimal. Dengan menghindari kombinasi ini, Anda bisa menikmati manfaat maksimal dari teh dan makanan yang Anda konsumsi.
Tujuh Bahan yang Sebaiknya Dihindari Saat Menikmati Teh
Teh, dikenal sebagai minuman yang menyehatkan, memiliki berbagai manfaat kesehatan termasuk menurunkan kolesterol LDL (“jahat”), mengendalikan kadar gula darah, dan mendukung kesehatan usus.
Namun, efektivitas teh dalam memberikan manfaat tersebut bisa berkurang jika dikonsumsi bersamaan dengan beberapa jenis bahan makanan tertentu. Berikut adalah tujuh bahan yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersama teh:
1. Teh Lemon
Teh lemon adalah pilihan minuman yang populer dan menyegarkan, yang biasanya terdiri dari campuran teh dengan irisan atau perasan lemon. Meskipun kombinasi ini disukai banyak orang karena rasa dan aroma yang khas, ada beberapa efek samping yang mungkin perlu diwaspadai, terutama ketika dikonsumsi di perut kosong.
Mengonsumsi teh lemon saat perut kosong, terutama di pagi hari, dapat menyebabkan beberapa masalah pencernaan seperti perut kembung, refluks asam lambung, dan nyeri ulu hati.
Hal ini disebabkan oleh asam sitrat dalam lemon yang dapat memperburuk gejala bagi individu yang menderita gangguan asam lambung atau kondisi pencernaan sensitif lainnya.
Oleh karena itu, disarankan untuk meminum teh lemon setelah makan atau bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan, untuk mempertimbangkan mengurangi penggunaan lemon atau menggantinya dengan alternatif yang lebih lembut.
2. Teh Susu
Teh susu, yang umum ditemukan dalam berbagai budaya, termasuk Inggris dan beberapa bagian Asia, adalah kombinasi dari teh hitam dengan susu. Penambahan susu tidak hanya memberikan rasa yang lebih lembut dan tekstur krem, tetapi juga bisa berdampak pada kandungan kesehatan dari teh itu sendiri.
Menurut penelitian, protein dan lemak dalam susu dapat berinteraksi dengan polifenol dalam teh, yaitu senyawa antioksidan yang bertugas melawan kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas.
Interaksi ini bisa mengurangi efektivitas polifenol, sehingga potensi manfaat antioksidan dari teh bisa berkurang. Selain itu, konsumsi teh susu berlebihan bisa memicu perut kembung, kecemasan, konstipasi, dan bahkan dapat meningkatkan tekanan darah.
Jadi, penting untuk mengonsumsi teh susu dengan moderat, terutama bagi individu yang sensitif terhadap kafein atau memiliki kondisi kesehatan tertentu yang bisa dipengaruhi oleh susu atau teh.
3. Pemanis Buatan dalam Teh
Penggunaan pemanis buatan dalam teh, terutama dalam produk teh kemasan, sering kali dipilih untuk menambah rasa manis tanpa menambahkan kalori tambahan. Namun, meskipun bisa menjadi opsi rendah kalori, konsumsi pemanis buatan tidak selalu merupakan pilihan terbaik untuk kesehatan.
Pemanis buatan, seperti aspartam, sukralosa, atau sakarin, telah dikaitkan dengan potensi masalah kesehatan, termasuk intoleransi glukosa dan perubahan pada mikrobioma usus, yang berperan penting dalam proses pencernaan dan kesehatan umum.
Sebagai alternatif yang lebih sehat, Anda bisa memilih untuk mengonsumsi teh herbal yang sudah memiliki rasa manis alami dari bahan-bahan seperti buah-buahan kering atau rempah-rempah.
Teh herbal ini tidak hanya bebas dari kalori tambahan yang berasal dari pemanis buatan, tetapi juga dapat menyediakan berbagai manfaat kesehatan lainnya, tergantung pada jenis tanaman yang digunakan.
4. Sayuran Kaya Zat Besi dan Teh
Mengonsumsi makanan kaya zat besi bersamaan dengan teh mungkin bukan kombinasi terbaik untuk asupan nutrisi Anda. Teh mengandung tanin dan oksalat, dua jenis senyawa yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
Tanin, yang memberikan rasa pahit pada teh, dapat mengikat zat besi dalam makanan, sehingga mencegah mineral tersebut diserap secara efektif oleh tubuh.
Jika Anda sedang berusaha meningkatkan kadar zat besi, sebaiknya hindari minum teh bersamaan dengan makanan yang tinggi zat besi, seperti sayuran berdaun hijau (seperti bayam dan kale) atau daging merah.
Idealnya, teh harus diminum beberapa jam sebelum atau sesudah makan yang mengandung zat besi, untuk memaksimalkan penyerapan zat besi tanpa interaksi dengan tanin atau oksalat yang ada dalam teh.
5. Kacang-Kacangan dan Teh
Mengkonsumsi kacang-kacangan bersama dengan teh bisa berdampak negatif pada penyerapan nutrisi. Menurut informasi dari laman Wion, senyawa tanin yang terkandung dalam teh memiliki sifat yang dapat mengikat mineral tertentu, seperti zat besi dan kalsium, yang umumnya banyak terdapat dalam kacang-kacangan.
Ini berarti bahwa meskipun kacang-kacangan kaya akan nutrisi penting, kehadiran tanin dalam teh yang diminum bersamaan dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi tersebut secara efektif.
Oleh karena itu, disarankan untuk memisahkan konsumsi kacang-kacangan dan teh dengan jeda waktu tertentu untuk memaksimalkan manfaat nutrisi dari keduanya.
6. Kunyit dan Teh
Kunyit, yang dikenal karena propertinya yang anti-inflamasi dan manfaat kesehatan lainnya, sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan teh. Interaksi antara kunyit dan teh, terutama jenis teh yang mengandung tanin, dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti asam lambung, pembentukan gas, atau sembelit.
Kunyit memiliki sifat yang dapat merangsang produksi asam lambung, dan ketika dikombinasikan dengan teh, efek ini bisa diperparah, sehingga meningkatkan risiko ketidaknyamanan gastrointestinal. Untuk menghindari masalah ini, konsumsilah kunyit dan teh pada waktu yang berbeda selama hari itu.
7. Makanan Dingin dan Teh Panas
Mengonsumsi makanan dingin, seperti es krim, bersamaan dengan teh panas dapat menimbulkan masalah pencernaan. Perbedaan suhu yang ekstrem antara makanan dingin dan minuman panas dapat mengganggu keseimbangan termal tubuh dan melemahkan proses pencernaan secara keseluruhan.
Hal ini bisa menyebabkan reaksi seperti mual atau ketidaknyamanan perut. Idealnya, untuk menghindari gangguan ini, sebaiknya tunggu setidaknya 30 menit setelah mengonsumsi teh hangat sebelum memakan makanan dingin.
Memperhatikan interval waktu ini membantu tubuh dalam menyesuaikan dan memproses berbagai suhu makanan dan minuman dengan lebih efektif, mengurangi risiko ketidaknyamanan.
Dengan menghindari tujuh kombinasi makanan dan teh yang tidak disarankan, Anda dapat menjaga kesehatan pencernaan dan memastikan penyerapan nutrisi yang optimal.
Mengetahui kombinasi yang tepat dan yang harus dihindari dapat membantu Anda menikmati manfaat penuh dari teh dan makanan Anda. Semoga informasi ini bermanfaat dalam membantu Anda membuat pilihan yang lebih sehat setiap hari. Selamat menikmati teh Anda dengan cara yang lebih bijak dan sehat!